Minggu, 11 Desember 2016

Detik-Detik Menjelang Kematian Rasulullah

   Bismillahirahmaanirrahiim...
  


     Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita. Sholawat dan salam soga tetcurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, segenap para sahabat beliau yang luar biasa. Semoga Allah memberi kita semua petunjuk ke jalan yang benar.


      Pada kesempatan kali ini, saya mencoba berbagi kisah tentang " Detik Terakhir Kehidupan Rasulallah SAW". Yang mana disaat detik terakhir itulah, Rasulullah SAW masih sempat mengkhawatirkan kita semua selaku umatnya. Hal ini menunjukkan begitu besarnya cinta Beliau kepada umatnya. Semoga dengan membaca kisah ini, dapat menumbuhkan kecintaan dan kerinduan kita kepada Rasulullah SAW, yang mana semuanya bermuara karena cinta. Dengan cinta ini kita akan mudah untuk mengikuti dan meneladani pribadi agung yang ada pada diri Rasulullah SAW sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik bagimu." (QS. Al-Ahzab [33] : 21).


     Disamping itu juga, dengan cinta ini akan menumbuhkan semangat untuk meneruskan estafet perjuangan Dakwah Rasulullah SAW demi terciptanya masyarakat yang Islami. Karena setiap Muslim dibebankan oleh syariat untuk amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran), maka setiap Muslim harus ikut melanjutkan dakwah yang mulia ini sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimilikinya.


    Kisah ini dikutip dari sebuah buku yang berjudul "FIQIH SIRAH" yang membahas tentang sejarah kehidupan Rasulullah SAW, yang ditulis oleh seorang Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah yang paling berpengaruh di Timur-Tengah yaitu Dr. Said Ramadhan Al-Buthy (1929-2013). Jika pembaca ingin mengetahui lebih luas lagi tentang sejarah hidup Rasulullah bisa baca pada buku tersebut, yang mana didalam buku tersebut tidak hanya membahas perjalanan hidup Rasulullah melainkan juga membahas hal-hal yg terkait akidah, hukum, maupun akhlak. Buku "Fiqih Sirah" ini merupakan buku pegangan dasar tentang sirah yang paling lengkap dan terpercaya yang akan membimbing kita pada pemahaman sirah yang benar.


   RASULULLAH SAW JATUH SAKIT


      Penyakit Rasulullah SAW mulai terasa, sebagaimana diriwayatkab Ibnu Ishaq dan Ibnu Sa'ad dari Abu Muwaihibah, salah seorang pelayan Rasulullah SAW, "Rasulullah SAW mengutusku ditengah malam (untuk suatu keperluan). Beliau bersabda, 'Hai Muwaihibah, aku diperintahkan untuk memohon ampun buat penduduk Baqi' ini, mari berangkat bersamaku.' Setelah kami sampai, Rasulullah  bersabda, 'Assalamu'alalaikum, wahai para ahli kubur, semoga...sungguh, cobaan demi cobaan datamg silih berganti, sebagaimana halnya malam, yang terakhir selalu buruk dari yang pertama.'


     Kemudian Rasulullah SAW berbalik kepadaku dan bersabda, 'Telah diberikankepadaku kunci-kunci khazanah dunia dan kekekalan didalamnya. Aku diberi 2 pilihan, memilih dunia atau memilih bertemu Tuhanku dan surga.' Kukatakan, 'Demi ayah dan ibuku, ambillah kunci-kunci khazanah dunia dan kekallah di dalamnya, kemudian masuk  masuk surga. ' Rasulullah SAW menjawab, 'Tidak, wahai Abu Muwaihibah, aku telah memilih bertemu dengan Tuhanku dan surga.' Setelah memohon ampun buat penduduk Baqi', beliau kembali. Sejak saat itulah Rasulullah SAW menderita sakit, kemudian wafat.


      Mula-mula Rasulullah SAW sakit kepala. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa ketika Rasulullah SAW kembali dari Baqi', ia menyambutnya dan berkata, "Kepalaku juga. Demi Allah, kepalaku sangat sakit" Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi hingga Rasulullah SAW menderita demam hebat. Hal ini terjadi pada awal bulan Safar tahyn kesebelas Hijriyah, Selama itu pula Aisyah ra. Meruqyah-nya dengan beberapa do'a Al-Qur'an.


      Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa setiap kali tubuh Rasulullah SAW panas, beliau membaca ayat-ayatyang berisikan permohonan perlindungan, lalu mengusap badannya dengan tangan. Ketika sakitnya semakin parah hingga menghantarkannya kepada kematian, Aisyah ra. yang membacakan padanya ayat-ayat perlindungan, lalu mengusap badab beliau dengan tangannya.


     Istri-istri Rasulullah SAW ingin  beliau dirawat di rumah Aisyah ra., karena mereka tahu  ahwa Rasulullah SAW sangat mencintainya dan merasa lebih tenang di dekatnya. Merekalah yang memintanya. Maka, Rasulullah SAW pun meninggalkan rumah Maimunah menuju rumah Aisyah, dipapah oleh Al-Abbas dan Ali bin Abi Thalib ra.


    Di rumah Aisyah, sakit Rasulullah semakin parah. Para sahabat pun khawatir dan sedih. Rasulullah SAW bersabda, " Tuangkan untukku air dari tujuh kirbat, semoga aku bisa keluar menemui orang banyak dan berbicara kepada mereka." Aisyah berkata, " Lalu kami mendududkkan beliau di dalam Makhdhab (tempat yang digunakan mencuci), kemudian kami mulai menyiramkan air dari kurbat tersebut hingga beliau memberikan isyarat agar kami berhenti melakukannya. Setelah itu, Rasulullah SAW keluar dengan kepala diikat kain. Diatas mimbar, Rasulullah SAW memulai pidatonya dengan menyampaikan sholawat kepada para syuhada Uhud, lalu memohonkan ampunan untuk mereka. Rasulullah SAW melanjutkan, "Seorang hamba diberi pilihan oleh Allah SWT antara diberi berbagai kesenangan dunia atau  berabagai kesenangan yang ada di sisi-Nya, lalu ia memilih yang ada disisi-Nya." Abu Bakar ra. Menangis. Ia paham betul maksud dari ucapan Rasulullah SAW. Abu Bakar berseru, " Kami rela menjadi tebusanmu, demi bapak dan ibu kami." Rasulullah SAW bersabda, " Sabar, wahai Abu Bakar. Wahai manusia , sesungguhnya orang yang paling dermawan dalam hal harta dan bersahabat adalah Abu Bakar. Sekiranya aku harus mengambil seseorang sebagai khalil (teman kesayangan), niscaya aku mengambil Abu Bakar, tetapi ia adalah saudara dalam Islam. Jangan biarkan ada pintu kecilyang tersisa dalam masjid, kecuali pintu Abu Bakar. Aku selalu memperhatikan kalian. Aku bersaksi atas kalian ; Demi Allah, sungguh aku tidak takut kalian akan kembali menyekutukan Allah sepeninggalku. Akan tetapi, yang aku takutkan atas kalian adalah dunia, dimana kalian berlomba-lomba didalamnya."


      Rasulullah SAW pulang. Rasa sakit itu semakin menyayat hebaat, semakin terasa berat. Aisyah ra. Meriwayatkan, " Rasulullah SAW bersabda kepadaku ketika sakit, 'Panggilkan untukku Abu Bakar, ayah dan saudaramu. Aku ingin menuliskan sesuatu. Aku takut bila ada orang yang mencita-citakan sesuatu dan berkata, ' Aku lebih utama, sementara Allah dan orang-orang mukmin tidak mau selain Abu Bakar."


     Ibnu Abbas juga meriwayatkan," Ketika sakit Rasulullah SAW semakin parah, beliau bersabda kepada seluruh lelaki yang terdapat di rumahnya,' Kemarilah kalian, aku akan menuliskan sesuatu untuk kalian, sehingga kalian tidak sesat setelahnya." Sebagian mereka berkata, " Sesungguhnya Rasulullah SAW mengalami sakit yang sanagt hebat, di sisi kalian terdapat Al-Qur'an. Cukuplah Kitab Allah bagi kita semua." Ahlul bait berbeda pendapat dan bersitegang satu sama lain. Agar kalian tidak sesat setelahnya." Ketika mereka semakin tenggelam dalam perdebatan dan omong kosong, Rasulullah SAW bersabda, " Berdirilah kalian!"


     Karena Rasulullah SAW tidak bisa tkeluar, meskipun untuk sekedar sholat bersama kaumnya, beliau bersabda, " Perintahkan kepada Abu Bakar agar mengimami orang banyak." Aisyah ra. Berkata, " Wahai Rasulullah, Abu Bakar seorang yang lembut suaranya. Jika ia menggantikanmu, bisa jadi orang banyak tidak mendengarnys." Rasulullah SAW bersabda, " Sesungguhnya kalianlah yang seharusnya memiliki suara lembut. Perintahkan kepada Abu Bakar agar mengimami orang banyak."


       Sejak itu, Abu Bakar menjadu imam. Ketika badan Nabi SAW terasa agak ringan, beliau keluar dan mendapati Abu Bakar sedang memimpin sholat. Melihat Rasulullah SAW datang, Abu Bakar meminta orang banyak mundur, maka Rasulullah mengisyaratkan agar Abu Bakar tetap pada posisinya. Rasulullah SAW duduk disamping Abu Bakar. Abu Bakar mendirikan sholat bersama Rasulullah SAW, meskipun beliau melaksanakannya dengan cara duduk, yang lain tetap berdiri.


       Orang-orang sangat bergembira melihat Rasulullah SAW keluar saat itu. Akan tetapi, pedihnya sakit semakin menjadi-jadi. Dan ternyata, itulah terakhir kali Rasulullah SAW keluar melakukan sholat bersama orang banyak.


       Ibnu Mas'ud meriwayatkan, " Aku masuk ke tempat Rasulullah SAW ketika beliau sedang sakit. Aku menyentuhnhya dengan tanganku. Aku berkata, " Wahai Rasulullah SAW, kamu merasakan sakit yang sangat berat. " Rasulullah SAW menjawab, "Tentu, aku merasakan sakit dua kali lipat lebih sakit dibanding kalian, " Ibnu Mas'ud melanjutkan, " Jika demikian, engkau mendapat dua pahala. " Maka, Rasulullah SAW bersabda, " Tentu, tidaklah seorang Muslim ditimpa musibah sakit atau yang lainnya, kecuali Allah SWT menggugurkan kesalahn-kesalahnnya, sebagaiman pepohonan menggugurkan daun-daunnya."


      Saat itu, Rasulullah SAW menutuoi wajahnya dengan kain. Ketika sakitnya kian bertambah parah dan mengimpit, Rasulullah SAW menyingkirkan kain itu dari wajahnya. Beliau bersabda, " Allah melaknat orang-orang  Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat bersujud. " Rasulullah SAW seolah-olah memperingatkan umatnya agar tidak mengikuti perilaku mereka (Yahudi dan Nasrani).




MENJELANG RASULULLAH SAW WAFAT



       Sudah menjadi ketetapan Allah SWT bagi hamba-Nya bahwa, "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)," (QS Az-Zumar [39] : 30).
Senin dini hari, tanggal 12 Rabiul Awwal, tahun kesebelas Hijriah, ketika orang-orang sedang menunaikan sholat shubuh di masjid, deibelakang Abu Bakar r.a, tiba-tiba kain yang menutupi jendela kamar Aisyah terbuka. Rasulullah SAW tampak dari balik tirai. Rasulullah SAW memandangi mereka yang berada dalam shaf-shaf sholat. Sesaat tersenyum lalu tertawa. Abu Bakar ingin pindah posisi, bergabung dengan shaf dibelakangnya. Ia kira Rasulullah akan keluar melaksanakan sholat bersama mereka. Sehingga hampir saja kaum muslimin "ditimpa fitnah" akibat terlalu gembira melihat Rasulullah SAW. Dari kejauhan Rasulullah SAW memberi isyarat dengan tangan agar mereka melanjutkan sholat. Selanjutnya, Rasulullah SAW masuk ke dalam kamarnya dan menutup jendela.


       Jamaah sholat pun bubar. Mereka mengira Rasulullah telah sembuh dari sakitnya. Ternyata, tatapan beliau itu merupakan isyarat perpisahan dengan para sahabatnya. Rasulullah SAW kembali ke kamar Aisyah, lalu menyandarkan kepala ke dadanya. Saat itulah sakaratul maut datang mengimpitnya. Aisyah mengungkapkan, "Di hadapan Rasulullah SAW terdapat bejana yang berisikan air. Beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu mengusapkan ke wajahnya seraya bersabda " Tiada Tuhan selain Allah. Sesungguhnya kematian itu mempunyai beberapa kali sekarat."
 Melihat sang Ayah seperti itu, Fatimah ra. Berkata, " Betapa sakitnya ayahku." Nabi SAW bersabda, " Ayahmu tidak akan merasakan sakit lagi setelah hari ini."


     Aisyah ra. Mengungkapkan, " Sesungguhnya Allah mengumpulkan antara keringat Rasulullah SAW saat meninggal. Abdurrahman masuk membawa siwak, sementara aku menyandarkan Rasulullah SAW aku melihat beliau memandang kepadanya. Dari situ aku tahu beliau menyukai siwak. Aku berkata,'Nanti aku ambilkan untukmu.' Rasulullah SAW memberi isyarat setuju. Aku menyerahkan siwak itu kepada beliau , tetapi kelihatannya agak keras. Maka, kukatakan padanya, "Aku lembutkan untukkmu?" Rasulullah SAW pun memberi isyarat setuju. Aku pun melunakkannya, lalu beliau terdapat bejana yang berisikan air, lalu membasuh mukanya seraya bersabda, "Tiada Tuhan selain Allah, sesunggguhnya kematian itu memiliki beberapa sekarat." Setelah itu, beliau menancapkan tangannya dan bersabda, "Di tempat yang tinggi." Ruh beliau pun melayang. Tangannya lunglai."


      Berita wafatnya Rasulullah SAW tersebar. Abu Bakar datang mengendarai kuda dari tempat tinggalnya di Sunha. Ia kembali ke rumahnya karena mengira Rasulullah SAW telah sembuh dari sakitnya. Setelah turun dari kuda, Abu Bakar langsung memasuki Masjid. Ia tidak berbicara kepada siapapun hingga sampai ke kamar Aisyah. Jasad Rasulullah SAW yang terbungkus kain ia bawa ke bagian depan rumah. Ia buka wajahnya, lalu membungkuk dan menciumnya. Abu Bakar menangis. Ia berkata, "Demi ayah dan ibuku,  Allah tidak memberikan padamu dua kematian. Kematian yang telah dituliskan untukmu telah engkau alami."


     Kemudian Abu Bakar ra. Keluar. Sementara itu, Umar ra. Berbicarabditengah-tengah orang banayak bahwasannya Rasulullah SAW belum meninggal, tetapi beliau kembali kepada Tuhannya, sebagaimana kembalinya Musa bin Imran. Pun bahwa Rasulullah  SAW tidak akan meninggal hingga Allah SWT membinasakan orang-orang munafik. Maka , Abu Bakar datang menemuinya dan berkata, "Tenang Umar, diamlah!" Namun, Umar terus berbicara. Bahkan, ia mendatangi Abu Bakar. Abu Bakar berkata, "Hai manusia, siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad, kini Muhammad telah meninggal. Dan siapa yanag menyembah Allah, sesungguhnya Allah SWT Maha HIdup, tidak akana mati. Allah SWT berfirman, " Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalusebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?" (QS Ali Imran [3] : 144).


       Orang-orang yang hadir saat itu seolah tidak tahu ayat ini turu hingga Abu Bakar.  Tak seorang pun mendengarkan dan menyimaknya dengan baik dari Abu Bakar. Tak seorang pun yang mendengar berita kematian Rasulullah SAW, kecuali Abu Bakar tersebut. Umar ra. Berkata, " Demi Allah, ketika aku mendengar Abu Bakar membaca ayat tersebut, kedua kakiku kaku hingga aku tersungkur ke tanah. Dan, aku pun benar-benar menyadari bahwa Rasululah SAW telah tiada."


      Para perawi dan ulama sepakat bahwa Rasulullah SAW wafat di usia 63 tahun. 40 tahun beliau habiskan sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, 13 tahun beliau gunakan berdakwah di Mekah, dan 10 tahun beliau habiskan di Madinah setelah Hijrah. Rasulullah SAW wafat pada awal tahun kesebelas Hijriah.


      Al-Bukhari meriwayatkan dari Amr bin Al-Harts. "Rasulllah SAW tidak meninggalkan dinar, dirham, hamba sahaya laki-laki maupun perempuan, selain seekor himar putih yang selalu ditungganginya, pedangnya, serta sebidang tanah yang telah disedekahkan kepada para Ibnu Sabil (pengembara).

1 komentar:

  1. Subhanallah...walhamdulillah wala illahailallah..allahu'aqbar walahaulawalla quatail'llabillahil aliyil'adzim.

    BalasHapus